Pfizer-BioNTech telah menyerahkan data yang diperlukan tentang suntikan booster ke Food and Drug Administration (FDA), Moderna belum menyelesaikan prosesnya.
Sumbangan itu sebagai langkah berani yang menunjukkan Amerika mengakui tanggung jawabnya kepada dunia dan warganya sendiri.
Perusahaan juga mengatakan analisis terbaru dari data Israel menunjukkan vaksin itu 97 persen efektif dalam mencegah penyakit simptomatik, penyakit parah dan kematian.
Pfizer bulan lalu mengatakan pihaknya bertujuan untuk membuat setidaknya 2 miliar dosis vaksin COVID-19 pada tahun 2021.
Kerusakan itu menyebabkan 172 botol vaksin Pfizer-BioNTech atau 1.032 dosis, tidak berguna.
Mereka juga sedang dalam pembicaraan dengan pihak berwenang tentang pengujian vaksin yang dimodifikasi untuk melindungi secara khusus terhadap varian baru yang sangat mudah menular yang ditemukan di Afrika Selatan dan di tempat lain.
Pfizer saat ini mengirimkan rata-rata 5 juta dosis per minggu dan mengharapkan lebih dari dua kali lipat jumlah tersebut dalam beberapa minggu mendatang.
Kemenkes Arab Saudi mengatakan, lebih dari 440.000 orang telah mendaftar melalui aplikasi Sehaty untuk menerima vaksin COVID-19.
Malaysia juga sedang dalam pembicaraan dengan perusahaan farmasi lain untuk mendapatkan lebih banyak vaksin.
Uni Eropa (UE) kemungkinan akan memberikan persetujuan akhir untuk vaksin virus corona (COVID-19) racikan Pfizer-BioNTech paling cepat 23 Desember.
Kanada dan Amerika Serikat (AS) akan menjadi negara Barat pertama setelah Inggris yang memulai inokulasi dengan vaksin yang dikembangkan oleh Pfizer dan BioNTech Jerman.
Jerman sedang terburu-buru untuk mempersiapkan pusat vaksinasi di seluruh negeri sehingga dapat mulai menawarkan suntikan dengan cepat begitu vaksin telah disetujui di Eropa.